Senin, 01 Februari 2010

ANALISA PEMERIKSAAN URINE

A. Pemeriksaan Berdasarkan Warna Urine
No Warna urine Penyebab patologis Penyebab non patologis
1 Merah Ada hemonglobin, mioglobin dan porfirin ( berarti ada perdarahan saluran kencing ) - Oleh karena obat tertentu
- Karena zat warna dari makanan tertentu, misal biet, senna, robarber
2 Jingga Zat warna empedu - Karena obat-obat: antiseptic saluran kencing, pyridium, dan obat fenothiazin
3 Kuning - Urine pekat
- Keberadaan urobilin dan bilirubin - Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif
4 Hijau - Keberadaan biliverdin
- Keradaan bakteri pseudomonas - Obat preparat vitamin dan obat psikoaktif
5 Biru Tak patologis Deuretika tertentu
6 Coklat - Keberadaanhematin asam, mioglobin dan zat warna empedu - Obat-obat nitrofurantioin, levodova
7 Hitam/ hampir hitam Keberadaab melanin, kaskara, senyawa besi dan fenol - Obat levodova, kaskara, senyawa besi dan fenol

B. Analisa berdasarkan keberadaan gula dalam urine
No Gula dalam urine Penafsiran
1 Urine+bersama hiperglikemi - Penyakit DM
- Penyakit endokrien, hipertiroidisme, dan feokromositosis
- Pankreatits, Ca pancreas
- Dispusi SSF: asfiksia, perdarahan/ tumor hipotalamus
- Gangguan metabolismeberat: luka bakar berat, uremia, penyakit hati berat, sepsis
- Obat kortikosteroid dan thiazid
2 Urine+, tanpa hiperklikimia Disfungsi tubulus ginjal, kehamilan, gu;la non glucose

C. Penafsiran keberadaan protein dalam urine
No Keberadaan protein dalam urine Tafsiran gangguan organ/ penyakit
1 Proteinurea ringan
<0,5 gr / hari - Orang sehat setelah kerja jasmani berat
- Kondisi demam, stress emosi, hipertensi
- Disfungsi tubulus ginjal
- Ginjal polikistik
- Infeksi saluran urine distal
- Hemoglobinuria karena hemolisis berat
2 Protein urea sedang
0,5- 3 gr/ hari - Glumerulonefritis kronis
- Gagal jantung kongesti
- Nefropatie DM
- Pielonefritis
- Myeloma multiple
- Preeklamsia
3 Proteinuria berat
<3 gr / hari - Glumerulonefritis akut
- Glumerulonefritis kronis berat
- Nefrosis lipoid
- Nefropatie DM berat
- Nefritis pada lupus
- Penyakit amiloid

D. Penafsiran keberadaan hemoglobin dalam urine
No Keadaan hemoglobinuria Tafsiran gangguan organ/ penyakit
1 Eritrosit utuh dalam sediment tanpa silinder - Cemaran darah mentruasi
- Akibat aktifitas jasmani berat
- Trauma pada saluran kencing
- Sistitis
- Kencing batu
- Tumor ginjal
- Hipertensi berat
- Penggunaan obat anti koagulan
- Penyakit sel sabit
2 Eritrosit utuh diikuti adanya selinder eritrosit, selinder bergranula dan proteinuria - GNC
- Nefritis
- Poliarthritis
- Nefropatie alergi
3 Dalam sedimen tak ada eritrosit utuh - Lisis eritrosit dalam sirkulasi
- Hemolisis tranfusi/ tranfusi darah hemolisis


E. Tafsiran keberadaan silinder dalam urine
No Jenis slinder Penafsran
1 Hialin 1. Gerak badan berat pada orang normal
2. Gagl jantung kongesti
3. Nepropatie DM
4. Glumerulo nefritis kronis
2 Eritrosit 1. Glumerulonefritis akut
2. Endokarditis bacterial
3. Nefritis lupus
4. Infark ginjal
3 Lekosit 1. Pyelonefritis akut
2. Nefritis
4 Epithel 1. Nekrosis tubuler
2. Infeksi cytomelogavirus
3. Keracnan logam berat atau ssalisilat
5 Granuler
(butir kasar/halus) 1. Sindrom nefrotik
2. Pyelonefritis
3. Glumerulonefritis
4. Keracunan tinbal
6 Lilin 1. Atropi tubulus ginjal berat

F. Penafsiran terhadap kadar bilirubin serum, bilirubin urine dan urobilin urine
No Bilirubin serum Bilirubin urine Orobilin urine Tapsiran
1 Indirek meningkat
Direk normal ( n ) Negative ( - ) Meningkat Hemolisis
2 Indirek normal
Direk ( n ) – meningkat Negative ( - ) Meningkat Kerusakan sel hati awal
3 Indirek meningkat
Direk meningkat Meningkat Meningkat Kerusakan sel hati berat
4 Indirek ( n )
Direk meningkat Meningkat Negative ( - ) Obstruksi salauran empedu ekstra atau infra empatik

G. Pemeriksaan Bence Jones
Adalah pemeriksaan urine untuk mendeteksi keberadaan protein patologis dengan cara mencampur urine dengan asam asetat dan dipanaskan. Dinyatakan positif apabila terjadi kekeruhan pada saat urine dingin. Biasanya dilakukan pada penderita Myeloma Multiple. Reaksi bence jones (+) dapatjuga terjadi pada tumor tulang dan leukemia.

H. Pemeriksaan 5 Hidroxyindolo Acetic Acid ( 5-HIAA)
5 HIAA adalah zat yang banyak ditemukan pada penderita dengan sindrom carcinoid,dimana penghasilan serotonin berlebihan. 5 HIAA adalah derifat indol hasil metabolisme serotonin berlebihan. Tes dilakukan dengan menggunakan reagen Ehrlich, dan dinyatakan neormal apabila didalam tes terjadi warna biru yang jelas.

I. Pemeriksaan Benzidin
Pemeriksaan pada urinene maupun feases yang bertujuan mendeteksi keberadaan hemoglobin dan deerifatnya pada urine atau feases. Tes dilakukan dengan mencampur bahan pemeriksaan dengan larutan benzidin, dan dinyatakan hasil:
a. Negative (-) apabila tidak ada perubahan warna ( tetap samar-samar kehijauan)
b. Positif 1 (+) warna hijau
c. Positif 2 (++) biru hijau
d. Positif 3 (+++) biru
e. Positif 4 (++++) biru tua

Biasanya tes dilakukan pada penderita yang dicurigai adanya perdrahan pada saluran kencing maupun pencernaan

J. Pemeriksaan Sulkowitch
Pemeriksaan untuk mengetahui kadar kalsium dalam urine yang dikeluarkan oleh ginjal, dengan menggunakan reagen sulkowitch ( asam oxalate, aluminiium oxalate, asam asetat glacial, dan aquadest ). Bahan urine yang digunakan adalah urine 24 jam yang sebelumnya pasien di puaskan dari makanan / minuman yang mengandung kalsium.
Interpretasi hasil :
Negative (-) : tidak terjadi kekeruhan
Positif 1(+) : adakekeruhan halus
Positif 2 (++) : ada kekeruhan sedang
Positif 3 (+++) : kekeruhan agak berat dalam waktu < 20 detik
Positif 4 (++++) : terjadi kekeruhan berat dan seketika
Nilai normal sampai dengan posiif 1 (+)
Positif 3 (+++) sampai positif 4 (++++)berarti kaadar kalsium dalam urine tinggi dan merupakan akibat dari hiperkalsemia

K. Galli Mainini Test
Adalah test dengan cara menyuntikan urine wanita yang diduga hamil kedalam tubuh katak jantan. Apabila dalam urine katak jantan terdapat spermatozoa hasil sekresi maka tes dinyatakan (+) atau ada kehamilan

L. Esbach
Adalah pemeriksaan kuantitatif albumin dalam urine dengan cara mencampurkan larutan asam pikrat 1% dalam air dan larutan asam sitrat 2% dalam air dengan urine.
Hasil positif dilihat dengan adanya kekeruhan dan tinggkat kekeruhan sesuai dengan kuantitatif protein.

M. Pemeriksaan Reduksi
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urine dengan menggunakan reagen (missal : benedict, fehling, nylander)
Dinyatakan negative (-) apabilka tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit kehijauan (tidak ada glukosa)
Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5-1% glukosa)
Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1-1,5% glukosa)
Posistif 3 (+++) : warna jinga, seperti lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa)
Normal : urine reduksi negative

Reduksi + dalam urine memnunjukan adanya hiperglikemia di atas 170 mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorbs glukosa adalah 170 mg%. reduksi + disertai hiperglikemia menandakan adanya penyakit diabetes mellitus.

N. Glukosa Kuantitatif Urine
Pemeriksaan untuk mengukur jumlah glukosa dalam gram/24 jam dengan menggunakan reagen benedict kuantitatif.


O. Keton
Pemeriksaan untuk menemukan keberadaan zat keton dalam urine meliputi aseton, asam asetoasetat, asam beta hidroksi butirat. Bahan yang digunakan adalah urine segar karena benda keton ini mudah menguap. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mencampurkan urine dengan reagen (Rothera, Gedhadt) dan diamati adanya perubahan warna.
Dinyatakan positif (+) apabila terjadi warna ungu kemerahan pada batas kedua cairan. Makin cepat terjadi warna ungu dan makin tua warnanya menggambarkan makin tinggi konsentrasi keton dalam urine. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan metabolisme berat terutama pada penderita DM

P. Bilirubin dalam Urine
Merupakan tes (missal: percobaan busa, Harrison)untuk melihat keberadaan bilirubin dalam urine. Bilirubin normal dalam urine negative (-). Bilirubin + menunjukkan adanya proses hemolisis, gangguan hati dan gangguan empedu.

Q. Urobilinogen dalam Urine
Urobilinogen merupakan senyawa tak berwarna dibentuk dalam usus dengan mereduksi bilirubin, diekskresikan melalui feaces dan urine dan teroksidasi dalam bentuk urobilin.
Tes untuk melihat keberadaan urobilinogen dalam urine diperlukan bahan segar. Normalnya negative (-).

R. Urobilin
Urobilin merupakan pigmen empedu, tidak berbentuk, berwarna kecoklat-coklatan.
Pemeriksaan terhadap keberadaan urobilin dengan menggunakan reagen tertentu (missal: Schlezinger). Hasil positif 1(+), atau positif 2(++) dilihat dari adanya fluoresensi hijau.

S. Pemeriksaan Darah Samar dalam Urine
Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya hemoglobin dalam urine dengan metode tertentu (missal: benzidine tes atau guayac tes). Dinyatakan positif apabila ada perubahan warna menjadi hilau (+) sampai biru tua(++++).
Dinyatakan negatif apabila tak ada perubahan warna. Tes + berarti ditemukan hemoglobin dalam urine yang mungkin disebabkan oleh pendarahan atau radang pada ginjal/saluran kencing.

T. Pemeriksaan Kloride dalam Urine
Bertujuan untuk menetapkan jumlah/kuantitatif klorde dalam urine 24 jam.
Biasanya menggunakan metode cepat yaitu Fantus.

U. Pemeriksaan benda-benda Nitrogen
Pemeriksaan bertujuan menemukan benda-benda nitrogen terutama nitrit, urea, kreatinin dalam urine. Peningkatan kadar benda nitrogen dalam urine menggambarkan kondisi metabolism dari protein mulai dari intake, absorpsi, perombakan, metabolisme, destruksi dan ekskresinya.
Pengukuran kreatinin memerlukan bahan urine 24 jam dan hasilnya dapat menggambarkan kondisi fungsi ginjal.
Nilai normal ekskresi kreatinin pada wanita: 0,8 – 1,7 gr/hr; pria: 1,0 – 1,9 gr/hr

V. Pregnosticon Planotes (PPT)
Pemeriksaan untuk menemukan adanya Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam urine. Pemeriksaan bertujuan untuk mendeteksi adanya kehamilan pada wanita. Hasil positif menandakan adanya tanda kehamilan pada wanita.

W. PPT Titrasi
Merupakan tes immunologic dengan Human Aglutinin Inhibitor (HAI) untuk melihat keberadaan HCG dalam urine. Dengan pemeriksaan ini hasilnya lebih cepat, akurat dan sensitive karena dalam titer terendah pun sudah dapat terdeteksi.
Normal dalam 20 hari setelah pembuahan HCG +:500 SI/hari. Keakuratan untuk deteksi kehamilan adalah 95-98%. Pada saat ini sudah dikembangkan oleh pabrik alat tes kehamilan yang praktis dan mudah dilakukan oleh masyarakat, hasilnya akurat missal: prognosticon, gravindex, gonovis, deco dan lai-lain.

X. HCG EIA (test Pack)
Adalah pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan HCG dengan metode Enzyme Immuno Assay (EIA). Penggunaan sama dengan pemeriksaan HCG diatas.

Y. Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin dan sulit larut dalam air.
Konsentrasi tinggi dalam urine dapat membentuk batu asam urat dan mencerminkan kadar asam urat dalam darah yang tinggi dengan segala akibatnya. Pemeriksaan asam urat (uric acid) dalam urine bertujuan untuk mendeteksi asam urat secara kuantitatif dan kualitatif. Biasanya dilakukan pada pasien dengan gangguan ginjal, penyakit gout, radang sendi, batu ginjal/saluran kencing.

Z. Pada saat ini pabrik alat kesehatan menciptakan bermacam-macam alat yang mudah dilakukan masyarakat, praktis dan hasilnya akurat untuk pemeriksaan urine, yang berupa kertas, plastic maupun tablet. Kertas/plastic/tablet tersebut mengandung reagen tunggal atau gabungan yang dapat mendeteksi keberadaan suatu zat secara sendiri-sendiri atau beberapa zat sekaligus. Alat-alat tersebut antara lain:
No. Nama Alat/
Bentuk Kandungan reagen Manfaat
1. Albustix
(stik/kertas) Bromphenol blue dan salisilat Mendeteksi protein dalam urine, dinyatakan +: terjadi warna kuning → biru
2. Albutes
(tablet) Sda
3. Clinistix
(stik/tes tape) Glukosa oksidasa dan orthotolidin Deteksi glukosa dalam urine.
+: warna biru
4. Clinitest
(tablet) Na hidroksida dan kuprisulfat Deteksi glukosa +: warna menjadi kuning/jingga
5. Galatest
(serbuk) Garam bismuth Deteksi glukosa +: warna abu-abu sampai hitam
6. Ketostix
(stik/kertas) Na nitoprussida, asam amino asetat, dinatrium posfat Deteksi keton dalam urine (asam asetoasetat, aceton) +: berunah warna menjadi ungu - sampai merah
7. Acetest
(tablet) Sda Sda
8. Hemastix
(kertas) Peroksidan dan orthotolidin Deteksi darah samar (Hb) +: berubah warna menjadi hijau → biru
9. Occultist
(tablet) Sda Sda
10. Ictotest
(tablet) Nitrobenzenadiazonium P toluene sulfonat Deteksi bilirubin dalam urine
11. Labstix
(kertas) Kombinasi reagen Deteksi glukosa, protein, keton, darah samar, PH
12. Hemacombistix Sda Sda

@. Fenil Keton Urie (FKU) Pemeriksaan Guthrie
Merupakan pemeriksaan skrening untuk mendeteksi adanya defisiensi enzim hepar yaitu Fenilalanin hidroksidase. Adanya akumulasi penilanin dalam darah dan jarinagan yang berasal dari susu dan prolduk protein lain yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan retardasi mental. Apabila fenilanin dalam serum mencapai 4mg/ dl setelah minum susu 3-5 hari disebut tes Guthriepositif (+).
Pemeriksaan FKU pada urine dilakukan setelah bayi berumur 3-4 minggu dan diulang 1-2 minggu kemudian.
Nilai FKU 15 mg / dl atau lebih besar dapat digunakan sebagai indicator nyang signfikan adanya kerusakan otak.
Nilai normal:
FKU: negatif, Guthrie. Negatif. Pada anak: 0,5-2,0 mg/ dl
Peningkatan FKU dapat terjadi pada bayi lahir dengan berat badan rendah, encephalopatihepatik, septicemia, galaktosemia, obat aspirin dosis besar.



#. Katekolamin Urie
Merupakan hormon epinefrin dan norepinefrin yang diproduksi oleh kelenjaar medulla suprarenalis. Pada orang normal dan setelah latihan atau olahraga produksi katekolamin akan menigkat. Apabila ditemukan kadar katekolamin dalam urine: 3-100 kali lebih besar dari normal menunjukkan adanya penyakit feokromositoma.
Penigkatan dalam jumlah sedang ditemukan pada jumlah kasus psikiarti dan anak yang menderita neuroblastoma mligna.
Nilai normal dalam urine dewasa : total < 100 ug/ 24 jam,
aktifitas tinggi : < 0,59 umol/ 24 jam
epinefrin urie : 10-90 ug/ 24 jam
peningkatan katekolamin ditemukan pada penderita feokromositoma, stress berat, septikemi, shock, luka bakar, peritonitis, neuroblastoma maligna, gangguan psikiatri terutana depresi/ maniakdepresif, dan obat-obatan antibiotic, antihipertensi, adrenslin, isoproterenol, insulin, devolopa, aminof ilin, klorpromasin, dan vitamin C dan B dosis tinggi.

$. Ketosteroid-17 dalam Urine (17-KS)
Merupakan hasil metabolisme hormon testosteron yang berasal dari testis dan glandula suprarenalis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya disfungsi kortek adrenal.
Penurunan kadar 17-KS menuhnjukkan hipofungsi kortek adrenal (misal pada penyakit Addison’s) hipogonadisme, hipopituitarisme, miksedema, nefrosis, dan obat-obat: deuretik, tiazid, estrogen, kontrasepsi oral, reserpin, klordiazepoksida, promazin, quinidin, meprobamat, dan salisilat.
Peningkatan kadar 17-KS ditemukan pada hiperfungsi kortek adrenal, sindrom cushing’s, karsinoma adrenocorte, tumopr testis, tumor ovarium, infeksi dan stres hebat, serta obat-obat: ACTH, antibiotika, fenitoin, deksametason, dan spironolakton.

Nilai normal :
Dewasa pria : 8-25 mg/24 jam
Wanita : 5-15 mg/24 jam
Bayi : < 1 mg/24 jam
Anak 1-3 tahun : < 2 mg/24 jam
Anak 3-6 tahun : < 3 mg/24 jam
Remaja wanita : 3-12 mg/24 jam
Lansia : 4-8 mg/24 jam

€. Hidroksi Kortikosteroid-17 (17-OHCS) Urine
Merupakan hasil metabolism hormon steroid dari kortek adrenal dan dikeluarkan melalui urine (24 jam). Pemeriksaan bertujuan untuk mengkaji fungsi hormon adrenal.
Penurunan 17-OHCS terdapat pada penyakit addison’s, sindrom androgenital, hipopituitarism, hipotiroid, penyakit hati, dan obat-obat: kalsium glukonas, deksametason, fenitoin, reserfin, dan prometasin.
Peningkatan 17-OHCS terdapat pada sindrom Cushing’s, kanker adrenal, hiperpituitarism, hipertiroidism, stres berat, eklampsia, dan obat-obat: penicillin, eritromycin, kortison, asetazolamid, vitamin C, tiazid, digoksin, estrogen, kontrasepsi oral, quinidin, spironolakton,dan paraldehid.

Nilai normal :
Dewasa pria : 5-15 mg/24 jam
Wanita : 3-13 mg/24 jam
Rata- rata : 2-12 mg/24 jam
Lansia : lebih rendah dari dewasa
Anak 2-4 tahun : 1-2 mg/24 jam
Anak 5-12 thn :6-8 mg/24 jam
Bayi : < 1 mg/24 jam


~. Pregnanetriol urine
Merupakan zat sintesis kortikoid yang digunakan untuk mendiagnosa adanya hiperplasi adrenokortikal congenital. Penurunan kadar menunjukkan hipofungsi hipofise anterior. Peningkatan kadar terdapat pada sindroma adrenogenital, hiperfungsi dan hiperplasi adrenokortikal kongenita, dan tumor adrenal.

Normal :
Dewasa pria : 0,4-2,4 mg/24 jam
Wanita : 0,5-2,0 mg/24 jam
Anak : 0-1,0 mg/24 jam
Bayi : 0-0,2 mg/24 jam

%. Tes urine atas obat-obatan
Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan metabolik yang berasal dari obat. Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar obat dalam urine sesbagai presentasi kadar obat dalam plasma dan sebagai indicator toksisitas obat.
No. Nama Obat Indicator tes + dalam urine Keterangan
1. Aspirin/salsilat Perubahan warna urine menjadi merah anggur yang mantap
2. Fenotiazin dan derivatnya Ungu kemerahan Langsung
3. PAS (para amino salisilat) Coklat merah
4. Fenol dan derivatnya Ungu


*. Tes urine atas obat-obatan narkotik, miras, psikotropik.
No. Jenis narkotik Nilai Normal Keterangan
1. Amphetamin (Extacy,shabu) - Stimulans
2. Cocain - Stimulans analgetik
3. Opiat (morfin,heroin) -
4. Benzodiazepin - Tranguilizer minor
5. Barbiturat - Tranguilizer minor
6. Mertaquolon (mandax) -
7. Alcohol - Depresan
8. Amytriptilin - Depresan
9. Imipramin - Depresan
10. LSD - Halusinogen
11. Ganja - dep/Stimulans
12. Haloperidol - Tranguilizer mayor
13. Chlorpromazine - Tranguilizer mayor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar